Monofobia - Penyebab utama, gejala, dan pengobatan
Daftar Isi
Seperti namanya, monofobia adalah ketakutan akan kesendirian. Selain itu, kondisi ini juga dikenal sebagai isolaphobia atau autofobia. Untuk memperjelas, orang yang menderita monofobia atau ketakutan akan kesendirian dapat merasa sangat tidak aman dan tertekan ketika mereka terisolasi.
Akibatnya, mereka mungkin merasa sulit untuk melakukan kegiatan rutin seperti tidur, pergi ke toilet sendirian, bekerja, dll. Akibatnya, mereka mungkin juga mengembangkan perasaan marah terhadap keluarga dan teman karena meninggalkan mereka sendirian.
Lihat juga: Apa itu Leviathan dan apa arti monster dalam Alkitab?Dengan demikian, monofobia dapat dialami oleh orang-orang dari segala usia, dan tanda-tanda umum bahwa seseorang mengalami kondisi ini antara lain:
- Meningkatnya kecemasan ketika kemungkinan sendirian meningkat
- Menghindari kesendirian dan kecemasan atau ketakutan yang ekstrem ketika hal itu tidak dapat dihindari
- Kesulitan dalam melakukan sesuatu ketika sendirian
- Perubahan fisik yang dapat diamati seperti berkeringat, kesulitan bernapas, dan gemetar
- Pada anak-anak, monofobia dapat diekspresikan melalui kemarahan, pelekatan, tangisan, atau penolakan untuk meninggalkan sisi orang tua.
Penyebab monofobia atau takut sendirian
Ada berbagai penyebab yang dapat menyebabkan monofobia atau rasa takut sendirian. Namun, sebagian besar orang yang menderita kondisi ini, mengaitkan penyebabnya dengan pengalaman menakutkan selama masa kanak-kanak. Dalam kasus lain, monofobia dapat muncul karena stres yang konsisten, hubungan yang buruk, serta faktor sosio-ekonomi dan tempat tinggal yang buruk.
Akibatnya, beberapa penelitian terbaru menunjukkan bahwa perasaan fobia dan kecemasan lebih sering terjadi pada orang yang tidak dapat belajar atau mengembangkan strategi untuk mengatasi situasi kehidupan yang tidak menguntungkan. Akibatnya, orang yang menderita monofobia atau takut sendirian tidak memiliki kepercayaan diri dan keyakinan diri untuk melakukan aktivitas sendirian.Mereka perlu memiliki seseorang yang mereka percayai, di sekitar mereka setiap saat untuk merasa aman. Namun, ketika ditinggal sendirian, mereka dapat berperilaku tidak biasa dan mudah panik.
Gejala-gejala Monofobia
Orang yang menderita monofobia biasanya menunjukkan beberapa gejala saat mereka sendirian atau saat mereka dihadapkan pada kemungkinan sendirian. Selain itu, gejalanya meliputi pikiran obsesif, perubahan suasana hati yang tiba-tiba, ketakutan dan kecemasan. Akibatnya, dalam situasi terburuk, orang tersebut dapat menjadi ketakutan dan merasa ingin melarikan diri. Karena itulah, gejala umum dari kondisi ini meliputi:
- Perasaan takut yang sangat kuat saat ditinggal sendirian
- Ketakutan atau kecemasan yang intens saat membayangkan sendirian
- Khawatir sendirian dan memikirkan apa yang mungkin terjadi (kecelakaan, keadaan darurat medis)
- Kecemasan karena tidak merasa dicintai
- Takut akan suara-suara tak terduga saat sendirian
- Gemetar, berkeringat, nyeri dada, pusing, jantung berdebar-debar, hiperventilasi, atau mual
- Perasaan sangat ketakutan, panik, atau takut
- Keinginan yang kuat untuk melarikan diri dari situasi tersebut
Pencegahan dan pengobatan monofobia atau takut sendirian
Di sisi lain, pengobatan monofobia meliputi terapi, perubahan gaya hidup, dan dalam kasus tertentu, pengobatan. Dengan demikian, perawatan medis biasanya diperlukan ketika orang yang mengalami monofobia menggunakan alkohol atau obat lain untuk melepaskan diri dari kecemasan yang intens saat itu.
Selain terapi, perubahan gaya hidup sederhana, yang diketahui dapat mengurangi kecemasan, dapat membantu mengurangi gejala monofobia, seperti:
- Melakukan latihan fisik seperti berjalan kaki atau bersepeda setiap hari
- Memiliki pola makan yang sehat dan seimbang
- Tidur nyenyak dan cukup lama untuk beristirahat
- Kurangi atau hindari kafein dan stimulan lainnya
- Kurangi atau hindari penggunaan alkohol dan obat-obatan lainnya
Pengobatan
Terakhir, obat dapat digunakan sendiri atau bersama dengan jenis terapi, yaitu dapat diresepkan oleh dokter, psikiater, atau psikolog klinis berlisensi. Obat yang paling sering diresepkan untuk monofobia adalah antidepresan, serta beta-blocker dan benzodiazepin, jadi obat ini hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter.
Pelajari tentang jenis-jenis fobia lainnya dengan membaca: 9 fobia teraneh yang bisa dimiliki siapa pun di dunia
Lihat juga: 40 takhayul paling populer di seluruh duniaSumber: Psicoativo, Amino, Sapo, Sbie
Foto: Pexels